Banyak mahasiswa Indonesia yang menunjuk Australia
sebagai destinasi untuk melanjutkan pendidikan, tidak terkecuali bagi
program doktoral. Namun, untuk dapat menembus seleksi masuk bukanlah hal
yang mudah.
Selain persyaratan administratif yang cukup ketat,
calon penempuh studi juga harus mampu menawarkan nilai lebih mereka yang
dituangkan dalam sebuah proposal penelitian. Nah, untuk membantu para
mahasiswa Indonesia lolos dalam seleksi, University of New South Wales
(UNSW) Australia pun berbagi tips jitu mereka di Universitas Islam
Indonesia (UII).
Associate Director International Relations UNSW
Kirrille Hughes menjelaskan, program doktoral di universitas-universitas
Australia memiliki perbedaan dengan program serupa yang dijalankan di
Indonesia. Salah satunya kewajibkan porsi riset yang lebih besar kepada
para calon mahasiswanya sehingga mereka harus menulis proposal
penelitian yang diajukan kepada pengelola program sejak awal.
"Proposal
inilah yang menjadi kunci bagi para mahasiswa untuk menempuh studi di
sana. Sebab universitas hanya akan menerima peserta yang mampu
menyajikan proposal penelitiannya secara menarik dan potensial
dikembangkan menjadi riset bermutu," ujar Hughes, seperti disitat dari
situs UII, Sabtu (29/3/2014).
Dia menambahkan, peserta juga harus
aktif membuka dan menjalin kontak dengan peneliti senior di universitas
bersangkutan yang nantinya akan menjadi supervisor atau pembimbing
penelitian selama di sana. Perkembangan teknologi informasi pun semakin
memudahkan mahasiswa dan supervisor untuk berkomunikasi meski terpisah
jarak dan waktu.
"Karena keterbatasan jarak, maka komunikasi
seringkali dilakukan via e-mail atau memanfaatkan situs jejaring sosial
skype. Sebelum menjalin kontak, sangat penting bagi peserta untuk
mengetahui latar belakang peneliti, seperti kesesuaian antara kompetensi
peneliti dengan bidang ilmunya," paparnya.
Sementara itu,
Associate Dean (International) UNSW Joseph Lai mengungkap kriteria calon
mahasiswa dari sudut pandang supervisor. Menurut Lai, para supervisor
tentu menginginkan mahasiswa bimbingan yang berkualitas dan memiliki
minat yang tinggi terhadap riset mereka.
“Ada beberapa mahasiswa
calon peserta S-3 yang mendaftar tapi motivasi risetnya rendah sehingga
gagal diterima. Selain itu, dari segi kualitas, riset harus bernilai
orisinil dan memiliki nilai tambah bagi pengembangan ilmu pengetahuan di
bidang itu," imbuh Lai.
Country Manager UNSW di Indonesia Nur
Fatmah Syarbini menambahkan, banyak peluang beasiswa di Australia yang
dapat dimanfaatkan para mahasiswa Indonesia. Sebut saja Australian Award
Scholarship, Beasiswa LPDP, Beasiswa Dikti, dan Beasiswa Bappenas.
“Pemerintah
Indonesia sebenarnya ingin mendorong warganya untuk memanfaatkan
beasiswa-beasiswa ini. Peluang mereka untuk kuliah di Australia dengan
beasiswa terbuka lebar,” urai Syarbini.
Beasiswa lainnya: